Text
Islamic Parenting
Sampai sejauh ini, sejauh perjumpaan saya dengan buku, baik yang sudah saya baca maupun yang baru saya lihat-lihat sekilas isinya seputar pendidikan anak, memang dunia perbukuan Islam di Indonesia rasa-rasanya belum memiliki sebuah kitab pendidikan anak tersendiri. Yakni buku yang utuh dan komplit, yang bisa dijadikan semacam kiblat referensi pendidikan anak ala Islam oleh para orangtua maupun pendidik, mulai dari 0 tahun sampai lepas dari tanggungjawab asuhan orangtua dengan segala materi yang rinci hasil konversi dari al-quran, hadits dan kisah-kisah teladan yang shahih.
Mungkin baru buku Pendidikan Anak dalam Islam karya Abdullah Nashih Ulwan yang menurut saya paling lengkap di antara buku-buku bertema pendidikan Islam yang beredar dan sudah diterjemahkan di Indonesia. Buku yang saya ulas ini pun, Islamic Parenting karya Syaikh Jamal Abdurrahman, bahkan belum bisa dikategorikan buku yang utuh dan komplit dalam pembahasan pendidikan anak ala Islam. Belum komplit bukan berarti tidak berkualitas. Buku Islamic Parenting ini memiliki pendekatan tersendiri dan termasuk salah satu buku berkualitas yang wajib dimiliki bagi orangtua muslim, sebagaimana buku karya Abdullah Nashih Ulwan yang saya sebutkan sebelumnya, sebab keduanya saling melengkapi.
Berbeda dengan umumnya buku-buku parenting islami yang disusun berdasarkan sistematika tematik, buku Islamic Parenting ini justru memiliki cara tersendiri dalam penyusunan pembahasannya. Penulis menyusun pembahasannya berdasarkan tingkatan usia anak; 0-3 tahun, 4-10 tahun, 11-14 tahun, 15-18 tahun dan usia pranikah. Metode yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan penelitian terhadap berbagai hadits nabi yang shahih berisi tuntunan atau nasihat seputar anak dan pendidikan. Hadits-hadits nabi sendiri mencantumkan berbagai perbedaan penyebutan untuk anak sesuai kelompok usianya, dari yang masih janin, bayi, bocah, hingga remaja. Dan dari masing-masing kategori tersebut, penulis kemudian menyusun nasihat-nasihat nabi dengan penjelasannya masing-masing.
“Janganlah terlalu sering memarahi atau mencela anak, karena anak justru akan terbiasa mendengar kalimat tersebut. Semakin sering dimarahi, anak akan berani melakukan perbuatan buruk dan kemarahan (peringatan) orang tua tidak akan berpengaruh lagi di hatinya.” (halaman xviii)
Isinya sebetulnya tidak jauh berbeda dengan buku-buku parenting lainnya yang cukup lengkap. Masih berkutat pada masalah-masalah yang dinasihatkan nabi dalam mendidik anak seperti adab, sunnah-sunnah dalam mendidik anak, serta aspek-aspek mendidik anak dalam Islam. Jika Anda mencari bagaimana bentuk semacam kurikulum pendidikan atau program belajar untuk anak di masa para salafus shalih, Anda mungkin akan kecewa karena tidak akan menemukannya di dalam buku ini.
Meskipun begitu, buku Islamic Parenting ini tetap memiliki daya pikat yang sulit saya tolak tarikannya. Daya pikat yang saya maksud itu terletak di pengkategorian usia dalam mendidik anak. Bagi para pendidik, buku-buku seperti ini sebenarnya bisa dijadikan referensi untuk menyusun kurikulum baru dalam mendidik anak di rumah maupun di sekolah sesuai kelompok usianya. Dan pembahasannya juga tidak bertele-tele. Materi-materi di dalamnya pun sangat praktis sehingga pembaca tinggal melakukan praktiknya saja. Ini yang saya suka.
Dari pengkategorian ini, saya menemukan banyak kesadaran baru, bahwa Islam benar-benar sangat memperhatikan hak seorang anak dan bagaimana menyayangi, mendidik dan memuliakannya. Bahkan ketika si anak belum terbentuk pun, atau masih di dalam janin pun, Islam sudah memberikan arahannya. Ekstremnya, sekalipun anak berasal dari hubungan di luar nikah, Islam tetap meninggikan hak si anak.
0661.1 | 649.7 SYA i | Pustaka Hang Kesturi (Blok G) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain