novel
Sembilu
Sembilu memiliki banyak dimensi cerita, tidak hanya tentang cinta biasa, di dalamnya terdapat perenungan tentang Tuhan. Bagaimana manusia disuruh untuk membaca kehidupan dan kisah cintanya sebagai sebuah narasi dari Tuhan sehingga semua yang terjadi dalam kisah cinta mulai dari jatuh, krisis, putus cinta dan lain sebagainya dibaca sebagai sebuah skenario besar sehingga tidak ada penyesalan dalam menjalaninya.
Di Sembilu ada dialektika yang rumit, tokoh-tokoh di dalamnya menceritakan tentang apa sih cintai itu dari sudut pandang Sang Maha Pencipta. Hingga pembaca bisa mengerti, oh, begini ya seharusnya memahami cinta.
Pengembaraan Rasa Tasaro GK
Tasaro GK membagikan pengalamannya dalam mengembara rasa di Sembilu melalui tokoh Kashmir. Baginya, cinta tidak sederhana, tidak hanya tentang dua orang yang bertemu.
Cinta diciptakan sebagai energi manusia untuk menjalani takdirnya, yang membuat kuat dan membuat kita mengenal Tuhan. Karena tuhan mengajari kita lewat kehidupan.
Novel ini ditulis dengan dasar sebuah perjalanan anak manusia yang mungkin mengalami sembilu dalam hidupnya, dia akan kecewa, patah hati. Tapi jika cinta di maknai dalam kerangka yang lebih besar, bahwa dia diutus Tuhan untuk mengajari manusia di kehidupan, maka sedih, senang atau pengembaraan rasanya bisa dihadapi dengan baik. Sehingga kita tidak perlu kehilangan semangat hidup.
Cinta diutus untuk mengajari kita membaca keinginan Tuhan atas kehidupan yang kita jalani. Pengembaraan anak manusia untuk memahami rasa yang diberikan Tuhan, sebenarnya mengarahkan kita ke mana?
Kashmir si Pengembara
Melalui tokoh Kashmir, Tasaro GK menunjukkan bagaimana idealnya manusia bersikap saat menerima pengembaraan rasa bahwa semuanya sudah dituliskan oleh Tuhan. Idealnya manusia bukan yang sempurna, tapi yang pernah jatuh, sakit dan terluka.
Salah saunya melalui adegan Kashmir saat di Swedia, musim dingin begitu hebat saat itu. Kashmir bekerja sebagai pengantar makanan, ia bersepeda dari satu rumah ke rumah lain. Saking lelahnya, ia tak sempat makan seharian, bekal yang dibawanya pagi tadi sudah dingin dan hanya sempat dilahapnya di depan stasiun MRT sambil merindukan tanah air dan kekasihnya di sana.
Ia sedih pada takdir yang membawanya ke titik tersebut, pada kondisi yang ia alami, tetapi Kashmir tahu bahwa itu rencana terbaik yang sudah Tuhan gariskan.
0705 | 813 Kar s | Pustaka Hang Kesturi (Blok I) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain